Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Bulan Mei 2023 - DISKOMINFO Kabupaten Pasuruan

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Bulan Mei 2023

518x dibaca    2023-05-30 09:35:38    Administrator

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Bulan Mei 2023

Kementerian Dalam Negeri kembali mengadakan Rapat Koordinasi Pengendalian Pangan pada Senin pagi, 29 Mei 2023. Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, hadir sekaligus memimpin jalannya rapat tersebut. Jajaran Perangkat Daerah Kabupaten Pasuruan ikut hadir secara daring di gedung Command Center, Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jalan Raya Raci Km. 09, Bangil - Pasuruan.

Secara nasional, terdapat 54% daerah yang mengalami indeks perkembangan harga (IPH) dan 35% daerah lainnya mengalami penurunan IPH, kenaikan tertinggi terjadi di Pangandaran, Jawa Barat, yaitu sebanyak 6,89%, sedang penurunan IPH tertinggi berada di Batang Hari Provinsi Jambi (-5,18%), hal tersebut disampaikan oleh Deputi Badan Pusat Statistik (BPS) bidang Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini. Ia juga memaparkan data beberapa komoditas yang menjadi pemicu perkembangan inflasi dan deflasi di Indonesia selama bulan Mei 2023. Minggu ini kenaikan harga tertinggi tiap daerah dialami oleh bawang merah, yaitu di 145 daerah, diikuti oleh daging ayam ras di 126 daerah, telur ayam ras di 116 daerah dan bawang putih di 77 daerah. Sedangkan untuk harga cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng masih cenderung stabil. Menurut Pudji, kenaikan harga tersebut dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat dan ongkos produksi yang masih belum stabil.

Andriko Noto Susanto, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, perwakilan dari Badan Pangan Nasional (BPN) mengungkapkan, terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada kondisi harga pangan pokok strategis tingkat konsumen di daerah Indonesia Timur. Harga tertinggi beras premium ada di wilayah Sulawesi Utara (Rp13.704/Kg), Kalimantan Selatan (Rp17.825/Kg) dan Papua Barat (Rp16.313/Kg). Serta beberapa bahan pangan pokok lain, seperti jagung, kedelai dan bawang yang hampir semuanya mengalami harga tertinggi di wilayah timur (Maluku, Papua Barat, Sulawesi Utara dan Kalimantan Utara), “Ini penyebabnya, salah satunya adalah faktor distribusi pangan untuk wilayah timur harap menjadi perhatian yang sangat penting, terurtama mobillisasi dari wiayah surplus ke wilayah defisit dan juga menggunakan transportasi berbiaya murah seperti memanfaatkan tol laut” ungkapnya. BPN juga ikut berkontribusi untuk meringankan inflasi dengan menyalurkan cadangan bahan pangan, seperti daging ayam dan telur ayam ke banyak daerah di seluruh Indonesia. Lalu demi meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat, BPN juga telah bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).

Di akhir rapat, Kemendagri berpesan untuk seluruh kepala daerah agar tidak ragu menggunakan APBD guna mengendalikan inflasi yang terjadi, baik dalam bentuk subsidi transportasi, operasi pasar murah serta pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang rentan terhadap kenaikan harga bahan pangan. Tito juga menyampaikan kepada kepala daerah dan semua unit yang terlibat dalam pengendalian inflasi termasuk pemerintah pusat untuk memperhatikan beberapa komoditas yang relatif stabil seperti cabai merah dan rawit guna mejaga kestabilannya. (Ar Zain)

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar

Tulis Disini