Upaya Menjaga Kestabilan Pangan dalam Menyambut Perubahan Iklim di Indonesia - DISKOMINFO Kabupaten Pasuruan

Upaya Menjaga Kestabilan Pangan dalam Menyambut Perubahan Iklim di Indonesia

913x dibaca    2023-05-23 13:17:13    Administrator

Upaya Menjaga Kestabilan Pangan dalam Menyambut Perubahan Iklim di Indonesia

Rapat mingguan Koordinasi Pengendalian Pangan kembali diselenggarakan secara daring di gedung Command Center pada Senin pagi, 22 Mei 2023. Jajaran Perangkat Daerah Kabupaten Pasuruan menghadiri rapat tersebut. Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, memimpin jalannya rapat dari awal hingga akhir.

Di awal penyapaian materinya, Kemendagri mewanti-wanti seluruh pengurus daerah mengenai fenomena alam El Nino yang akan melanda Indonesia. Tito juga memberitahu bahwa kini warga Malaysia tengah dilanda panic buying air mineral karena kekeringan. Ia pun menjelaskan dampaknya terhadap inflasi daerah, “Dengan terjadinya kenaika harga air mineral, kenaikan harga barang-barang misalnya makanan restoran, ya otomatis akan menaikan inflasi” jelasnya. Ia juga menghimbau kepada seluruh Pemerintah Daerah untuk mengawasi masalah panen produksi pangan akibat kekeringan yang terjadi.

Perwakilan dari Badan Pusat Statistik yang hadir dalam rapat kali ini, Windhiarso Ponco Adi, memaparkan daftar perkembangan harga di minggu ketiga bulan Mei. Bawang merah menjadi komoditas utama yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi di 147 daerah, disusul daging ayam ras di 111 daerah, telur ayam ras di 91 daerah, bawang putih di 73 daerah dan beras di 39 daerah. Perkembangan harga yang terjadi dipengaruhi oleh situasi tiap daerah, untuk itu Windhiarso berpesan kepada dinas atau pemerintah di tiap daerah untuk menjaga dan mengawal kestabilan harga di tingkat produsen, distributor maupun konsumen.

Badan Pangan Nasional, dari Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Dr. Nyoto Suwignyo turut menyapaikan pantauan harga hingga 20 Mei 2023. Terdapat temuan beberapa komiditas yang memiliki harga di atas Harga Acuan Pangan (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu, jagung di tingkat peternak sebesar 25,13% di atas HAP, kemudian beras medium di zona tiga tingkat konsumen sebesar 15,7% di atas HET, telur ayam ras di tingkat konsumen sebesar 13,26% di atas HAP, serta kedelai di tingkat konsumen sebesar 11,47% di atas HAP. Nyoto menyampaikan bahwa pihak pemerintah harus mulai bersiaga menyambut kemungkinan kersis pangan yang terjadi akibat perubahan cuaca melalui peningkatan cadangan pangan daerah, penguatan produktivitas kinerja sistem pangan, menjamin supply pangan, menjamin perdagangan pangan, peningkatan konektivitas antar pasar dan jaringan distribusi, penguatan mekanisme respon, serta langkah-langkah perlindungan sosial dan jaring pengaman.

Kemendagri mengingatkan semua lini untuk terus konsistem menjaga kestabilan harga pangan, karena situasi di dunia internasional juga belum stabil, ditambah kondisi perubahan iklim yang akan mempengaruhi hasil panen bahan pangan. Tito juga mengambil contoh dampak buruk dari tingginya inflasi yang melanda negara besar seperti Inggris dan beberapa negara ASEAN sebagai pembelajaran untuk bersikap serius dalam menangani inflasi yang terjadi. (AR Zain)

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar

Tulis Disini