SUARA PASURUAN - EKstrimnya cuaca yang diperkirakan terjadi antara bulan
Januari-pebruari tahun 2014 ini, membuat Pemerintah Kabupaten Pasuruan
memandang perlu untuk melakukan langkah antisipasi terhadap besar kecil
kemungkinan terjadinya bencana susulan.
Untuk itu, Bupati
Pasuruan, HM Irsyad Yusuf menggelar Jumpa Pers terkait Antisipasi
Menghadapi Cuaca Ekstrim Puncak Musim Hujan, di Ruang Rapat Sekda
Kabupaten Pasuruan, Jum'at (03/01) pagi. Selain Irsyad, press release
itu juga dihadiri Asisten Pemerintahan HM Soeharto, Asisten Administrasi
Umum, Irianto, Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko,
Kepala Dinas PU Bina Marga, Hari Aprianto, serta Kepala Dinas Pengairan
dan Pertambangan, Misbach Zunib.
Menurut Irsyad, perlunya
dilakukan antisipasi pada dua bulan ini, lantaran BMKG (Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Stasiun Kelas I Juanda surabaya
telah memprakirakan bahwa hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi di
kabupaten pasuruan, tepatnya pada kisaran 201-diatas 500 mm, dengan
sifat hujan antara 116-150 di atas normal, sehingga berpotensi
terjadinya banjir, puting beliung, tanah longsor maupun ROB (air laut).
"Kalau
kondisi curah hujan antara 80-100 mm dalam jangka waktu lama atau lebih
dari 2 jam di wilayah kabupaten pasuruan, itu jelas sudah status siaga
banjir dan lebih dari 4 jam adalah siaga longsor," ujar Irsyad dalam
rilisnya.
Ditambahkannya, pemkab pasuruan telah menetapkan
beberapa kecamatan di kabupaten pasuruan sebagai daerah rawan bencana.
Untuk rawan banjir di antaranya kecamatan beji, bangil, rembang, kraton,
rejoso, grati, nguling, winongan, gondangwetan dan kecamatan
pohjentrek. Sedangkan untuk daerah rawan tanah longsor yakni kecamatan
tosari, tutur, lumbang, puspo, pasrepan, purwodadi, purwosari, prigen
dan kecamatan gempol. Kecamatan Lekok dan Nguling juga telah ditetapkan
sebagai daerah rawan bencana ROB, serta 24 kecamatan se-Kabupaten
Pasuruan yang semuanya berpotensi terjadi bencana puting beliung.
Kata
Irsyad, pemkab pasuruan telah menyiapkan sarana prasarana, personel
hingga anggaran khusus untuk bencana. Terkait sarpras sendiri, pemkab
telah menyiapkan 3 posko kesiapsiagaan yang sifatnya 24 jam, yakni
Pusdalops BPBD yang ditempatkan di komplek perkantoran pemkab pasuruan
raci, bangil, sebagai pengendali, kemudian Posko Lapangan di Kelurahan
Kalirejo, Bangil sebagai antisipasi kawasan barat, serta Posko Lapangan
di Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati yang fungsinya sebagai posko di
wilayah timur. Bukan hanya itu saja, pemkab pasuruan juga menyediakan 4
perahu karet yuang ditempatkan di wilayah barat dan timur, dan 1 loader
yang disiagakan di kecamatan tosari. Dari segi anggaran sendiri, Pemkab
Pasuruan menurut Irsyad juga mengalokasikan anggaran belanja tidak
terduga tahun 2014 sebesar Rp 3 milliar.
"Masalah penanganan
bencana memang tidak bisa diatasi dengan singkat, karena itu faktor
alam. Akan tetapi kami sudah mengintruksikan kepada semua SKPD terkait
maupun seluruh camat, agar menggalakkan warganya untuk giat
bersih-bersih desa hingga program pembuatan biopori alias sumur resapan,
dan akan kita awali dari semua SKPD di kabupaten pasuruan," tandasnya
di hadapan awak media.
Selain itu, Irsyad mengharapkan kepada
semua potensi yang ada, baik dari unsur pemerintah, dunia usaha, media,
organisasi dan masyarakat, untuk melakukan beberapa langkah penting, di
antaranya:
Pertama, meningkatkan kewaspadaan dini dan melakukan
upaya antisipasi terhadap segaka kemungkinan bahaya/ancaman bencana yang
akan timbul pada musim penghujan.
Kedua, meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar potensi penanggulangan bencana.
Ketiga, menyiapkan dan menyiagakan personel serta semua peralatan yang terkait dengan kebencanaan.
Keempat,
melaporkan dengan segera pada kesempatan pertama, apabila terdapat
potensi ancaman ataupun kejadian bencana, serta menghimbau kepada semua
instansi untuk segera mengambil tindakan yang cepat dan tepat, dalam
rangka penanggulangan bencana yang terjadi, serta meminimalisir dampak
yang terjadi.
"Sekali lagi saya tekankan kepada semua masyarakat,
agar langsung melapor ke desa atau BPBD, kalau melihat tanda-tanda akan
terjadinya bencana, baik banjir, tanah longsor, puting beliung,
kebakaran hutan atau ROB, kerja sama dari masyarakat sangat penting bagi
pemkab, untuk kami bisa melakukan penanganan sesegera mungkin," akunya.
(EMIL)
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini