Paprika Tutur, Sayur Eksotis Berkualitas - DISKOMINFO Kabupaten Pasuruan

Paprika Tutur, Sayur Eksotis Berkualitas

2212x dibaca    2017-06-07 21:08:50    Administrator

Paprika Tutur, Sayur Eksotis Berkualitas

Sampai saat ini, potensi Paprika di Kabupaten Pasuruan luar biasa. Dari luas tanaman Paprika yang dibudidayakan di Kecamatan Tutur sampai akhir tahun 2016 yang mencapai 56 hektar, produksi yang dihasilkan 1.469 ton/ tahun, dimana  produktivitas per hektar mencapai lebih dari 233 kwintal dengan masa panen mencapai puncak pada bulan Oktober-Desember. Maka tidaklah mengherankan jika Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai daerah sentra penghasil utama Paprika di Jawa Timur.   

Lebih dari 300.000 tanaman Paprika tumbuh dan berkembang di beberapa desa di Kecamatan Tutur yang secara geografis dengan ketinggian 900 mdpl di lereng gunung Bromo tersebut sangat memungkinkan digunakan sebagai sentra budidaya. Sedikitnya 151.000 tanaman Paprika tersebar di 55 green house yang telah dibudidayakan sejak 12 tahun lalu, paling banyak ditanam di Desa Tlogosari. Seperti lahan seluas 3 hektar yang dikelola Sucianto, satu diantara petani Paprika sukses dari Desa Tlogosari, Kecamatan Tutur.    

Begitu memasuki areal green house, kita akan disambut oleh hamparan hijau tanaman sayur berwarna-warni yang dirambatkan ke bambu penyangga. Waktu Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan berkesempatan melihat secara langsung proses perawatannya, Sucianto menjelaskan bahwa Paprika yang dibudidayakannya memiliki keunggulan tersendiri, baik dari segi kualitas maupun bentuknya yang eksotis dengan warna mencolok, seperti hijau, kuning dan merah menyala.              

"Saya mulai menanam Paprika mulai tahun 2001 mulai jenis Mancilia, Maramilo, Sporkagus, Samson dan Edition. Panen dilakukan setiap hari dengan hasil produksi sekitar 300-400 kg untuk kemudian kami kirim ke Surabaya, Bali, Balikpapan, Medan, Jakarta, Semarang, Bandung bahkan sampai ke Singapura", urainya dengan penuh semangat.   

Meskipun membutuhkan modal yang tidak sedikit dan ketelatenan luar biasa, budidaya Paprika cukup menjanjikan dan menguntungkan. Dari total 3 hektar lahan yang dimilikinya, ia menghabiskan sekitar 4 juta rupiah untuk membeli obat tanaman. Jumlah tersebut belum termasuk untuk pembelian pupuk yang juga membutuhkan biaya banyak. Tetapi jika saatnya panen, ia dapat meraih keuntungan lumayan.    

"Kalau dihitung secara global, per minggunya saya habis sekitar 4 juta untuk beli obat tanaman. Belum beli pupuknya. Dalam 1 sak pupuk harganya 800 ribu yang hanya untuk 2 hari. Paprika itu jangan coba-coba akan berhasil kalau jauh dari pemiliknya. Justru orang-orang yang gagal menanam Paprika itu orang yang hanya mengandalkan karyawan saja. Karena perawatannya kan ekstra, selain harus menyiram rutin juga mengawasi tanaman, jangan sampai tanamannya stress. Paprika itu kan peka, kalau ada orang masuk kena virus, dampaknya ke daun, bisa rusak, akhirnya tidak bisa berbunga dan berbuah", jelasnya.

Sucianto bercerita, di masa panen yang membutuhkan masa tanam sekitar 3 bulan, setiap harinya ia dapat menjualnya dengan harga bersaing. Masing-masing, Paprika hijau 23 ribu dan Paprika merah 35 ribu. Sedangkan khusus Paprika kuning, harganya jauh lebih mahal yakni 40 ribu per kilonya. Ia berharap, Paprika asal Kabupaten Pasuruan mampu merajai pasaran tanaman hortikultura di skala nasional, bahkan dikenal di mancanegara. (Eka Maria)  

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar

Tulis Disini