Penguatan Pendidikan Karakter, Integrasikan Olah Pikir Anak Didik - DISKOMINFO Kabupaten Pasuruan

Penguatan Pendidikan Karakter, Integrasikan Olah Pikir Anak Didik

1412x dibaca    2017-07-19 17:22:29    Administrator

Penguatan Pendidikan Karakter, Integrasikan Olah Pikir Anak Didik

Untuk merevolusi karakter generasi penerus bangsa, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengaplikasikan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang telah dirancang sejak tahun 2010. Sistem kerjanya, mengintegrasikan proses pembelajaran intrakurikuler, kukurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah.

Penerapan sistem tersebut seiring dengan program Nawa Cita yang memprioritaskan penguatan karakter bangsa dalam satuan pendidikan di Indonesia. Selain memperhatikan olah pikir (literasi), PPK juga mendorong agar pendidikan nasional mengedepankan olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik).

Dalam aplikasinya, gerakan PPK mengimplementasikan lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan. Melalui pembelajaran lima karakter utama ini, para siswa diharapkan mampu berinteraksi secara baik satu sama lain, berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, PPK bukan mengubah struktur kurikulum. Tetapi lebih memperkuat kurikulum 2013 yang sudah mengaplikasikan pendidikan karakter dengan sedikit memodifikasi intrakurikuler agar lebih mengedepankan pendidikan karakter.

"Kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler juga diharapkan mampu menumbuhkan budi pekerti dan menguatkan karakter positif anak didik. Sekaligus mendorong sinergi tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga dan komunitas masyarakat", jelas Mendikbud seperti dikutip dari situs setneg.go.id.

Menurutnya, peran guru adalah hal terpenting dalam menyukseskan pendidikan karakter. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Maka dari itu, peran guru bukan hanya pengajar mata pelajaran saja, namun guru mampu berperan sebagai fasilitator untuk mencapai target pendidikan, penguhubung anak didik dengan sumber-sumber belajar serta katalisator untuk mengoptimalkan potensi setiap anak didik. (Dewi & Eka Maria)

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar

Tulis Disini