Menyandang status sebagai negara demokrasi seharusnya tidak membuat Indonesia terpecah belah karena suasana politik dalam pemilihan umum. Menyikapi hal ini pun, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, kembali menekankan nilai kebhinekaan di tengah masyarakat agar terciptanya suasana politik yang damai.
Menurut Kepala Negara, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah di seluruh Indonesia pada 2018 ini merupakan pesta demokrasi. Demokrasi ini telah disepakati sebelumnya sehingga dalam pelaksanaanya nanti Presiden berharap masyarakat dapat memilih pemimpin yang paling baik yang ada di kabupaten, kota, provinsi, atau tingkat yang lebih tinggi seperti memilih presiden yang paling baik. Namun, perbedaan-perbedaan dalam pilihan politik jangan sampai membawa permusuhan atau perpecahan dalam pertemanan.
“Jangan sampai kita memelihara kebencian atau mencela satu dengan yang lain, saling menjelekkan satu dengan yang lain. Kita tidak menyadari bahwa kita semuanya adalah saudara setanah air. Hanya gara-gara pilihan politik menjadi terpecah, terbelah, tidak boleh,” kata Presiden Jokowi di Kupang, NTT, pada Senin (08/01/2017).
Presiden mengingatkan bahwa kita seharusnya mampu mengelola kebhinekaan, menjadikan perbedaan-perbedaan menjadi sebuah kekuatan. Untuk itu, semua lapisan masyarakat harus menyadari bahwa semua yang ada di Republik ini adalah saudara, saudara sebangsa dan setanah air.
“Walaupun berbeda-beda kita tetap bersatu untuk mencapai cita-cita kemerdekaan kita. Walaupun berbeda-beda kita mempunyai tekad yang sama, memiliki tekad yang sama untuk mewujudkan Indonesia yang maju, Indonesia yang berkemajuan,” tegas Presiden Jokowi seperti yang dikutip di situs www.setkab.go.id. (DW)
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini