Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk mengendalikan penularan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dengan dua langkah di antaranya melalui penyuluhan dan mempercepat penemuan dini.
Menurut Kepala Dinkes Jatim Kohar Heri Santoso, Jawa Timur termasuk lima Provinsi dengan jumlah HIV tertinggi di Indonesia. Perkiraan jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jatim mencapai 67.658 orang. Sementara berdasar laporan HIV triwulan II Kemenkes tahun 2018 jumlah pasien HIV di Jatim menduduki peringkat pertama di Indonesia.
“Kalau jumlah HIV kumulatif di Jatim sejak kasus pertama ditemukan pada tahun 1991 sampai dengan bulan Mei 2018 terdapat sebanyak 46.628 orang. Penemuan kasus baru serta tren penemuan kasus baru HIV dari tahun ketahun memang naik. Hal itu menunjukkan keberhasilan dalam deteksi dini,” terangnya pada Kamis (19/10).
Lebih lanjut, ia menuturkan saat ini jumlah penderita HIV/AIDS yang drop out atau menghentikan konsumsi obat antiretroviral (ARV) di wilayahnya mencapai 55 persen dari total jumlah penderita. Sedangkan salah satu sebab pasien HIV tidak menjangkau obat ARV dengan teratur adalah kebanyakan mengaku sulitnya akses.
“Tempat yang jauh dimana pasien HIV harus datang ke rumah sakit yang bisa memberikan ARV itu permasalahannya pasien tidak konsisten minum obat. Tapi sekarang sudah bisa diambil di Puskesmas jadi lebih mudah dijangkau," tandasnya seperti yang dikutip pada laman www.kominfo.jatimprov.go.id. (MD)
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini