Super Blue Blood Moon atau Supermoon yang bertepatan dengan Gerhana Bulan Total, yaitu posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Gerhana Bulan Total ini terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 dan dapat diamati di sebagian besar wilayah Indonesia pada Pukul 20:29,8 WIB; 21:29,8 WITA; dan 22:29,8 WIT. Fenomena ini merupakan fenomena langka karena akan terulang lebih dari 100 tahun untuk di Amerika, sementara wilayah Indonesia 36 tahun (30-31 Desember 1982) sehingga masyarakat diharapkan melihat atau mengamati fenomena ini dan bukan dijadikan sesuatu yang menakutkan.
Menurut Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. menjelaskan di depan media massa (29/1) bahwa pengamatan ini dapat dilihat secara ideal dari daerah perbatasan mulai dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga daerah yang di sebelah barat Sumatera, yaitu melintas di Samudera Hindia yang berada sebelah barat Sumatera yang merupakan zona bulan terbit saat fase gerhana penumbra berlangsung. Dwikorita menegaskan bahwa tinggi pasang maksimum ini akan berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di Pelabuhan.
Dikutip dari laman www.bmkg.go.id, analisis BMKG untuk potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat dalam jangka waktu seminggu ke depan (29 Januari-3 Februari) masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan pada posisi saat ini, matahari berada di belahan bumi selatan akibatnya suhu udara di belahan bumi selatan lebih tinggi daripada belahan bumi utara. Kondisi inilah yang memicu terjadinya potensi hujan dan angin dengan kecepatan tinggi, terutama di Aceh, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi selatan, Papua Barat, dan Papua.
Untuk itu, masyarakat diimbau agar mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh. Disarankan untuk tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir. Waspada kenaikan tinggi gelombang, potensi rob dan dampaknya. Waspada hujan lebat disertai angin kencang yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil dan menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda. (MD)
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini