Mitigasi Bencana Berbasis Komunikasi Mulai Dikembangkan

Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat bencana alam, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) berupaya mengembangkan mitigasi bencana berbasis komunitas, karena Kemensos memiliki peran dalam penanggulangan bencana. Peran tersebut meliputi tiga hal yakni, pra bencana, pada saat bencana, dan setelah bencana.

“Mitigasi bencana merupakan upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat melalui siaran persnya, pada Rabu (7/3).

Menurutnya, Kemensos akan membentuk Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dan Kampung Siaga Bencana (KSB). TAGANA, sambungnya, menjadi relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Sedangkan, KSB merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan atau tempat untuk program penanggulangan bencana.

Dikutip dari laman www.kominfo.jatimprov.go.id, TAGANA terus berkembang hingga saat ini telah memiliki Sahabat TAGANA sebanyak 63.140 orang. Sedangkan Saat ini terdapat 583 KSB di seluruh Indonesia. (MD)